Pekalongan – Bermula dari keinginan Ramadhan (38) yang ingin menggelar udik-udikan, sebagai acara tradisi merayakan syukuran potong rambut anak pada hari ke-40, berujung ricuh.
Pasalnya, pada acara sebar duit yang diikuti ribuan massa itu, telah mengakibatkan empat orang pingsan karena berdesak-desakan berebut pecahan uang yang disebarkan pada acara udik-udikan tersebut.
“Untuk sohibul hajat akan kita mintai keterangan dan selanjutnya akan kita limpahkan ke Satreskrim Polres Pekalongan,” kata Kapolsek Pekalongan Selatan, AKP Aries Tri Hartanto, Minggu (9/7/2023).
Menurut Aries, keempat orang yang mengalami pingsan akibat berdesak-desakan saat berebut udik-udikan, sudah membaik. “Para korban, sudah membaik. Tidak ada yang MD (meninggal dunia), seperti yang diisukan. Empat orang (pingsan), satu orang ibu-ibu dewasa, dan tiga anak-anak, yang dua sudah diperbolehkan pulang,” tuturnya.
Acara udik-udikan yang digagas Ramadhan di Kelurahan Jenggot, Pekalongan Selatan, Jawa Tengah itu, memperebutkan uang pecahan dari Rp500 hingga Rp100 ribu yang seluruhnya berjumlah Rp35 juta.
“Ini acara tasyakuran anak, anak yang ketiga, untuk nominal (uang) Rp 35 juta. Memang tradisi untuk empat puluh hari potong rambut anak, udik-udikan namanya menjadi tradisi sini,” kata Ramadhan yang dikenal sebagai salah seorang bos batik di Pekalongan.
Sebelum acara dilaksanakan, Ramadhan telah diminta oleh Lurah Jenggot Muhamad Fatoni, untuk membatalkan acara yang dapat melibatkan ribuan massa dan berpotensi tidak terkendali. Namun, Ramadhan yang mempercayai tradisi tersebut, tetap bersikukuh untuk melaksanakannya.
“Sebelumnya sudah kita ingatkan untuk tidak menggelar acara itu. Kita sendiri tahu juga dari informasi sosial media dan saya datangi bersama RT, Babinsa dan babinkamtibmas. Kita berupaya melarang, namun tetap bersikukuh menggelar acara itu,” kata Fatoni.