BANJARBARU – Beredarnya video tentang dua anak perempuan piatu yang menangis meminta susu, sementara sang ayah tak bisa memenuhi keinginan sang anak karena keterbatasan ekonomi. Video tersebut lantas mendapat perhatian dari Menteri Sosial Tri Rismaharini yang langsung menginstruksikan Sentra budi Luhur di Banjarbaru untuk segera turun tangan mengatasi permasalahan tersebut.
Dari hasil asesmen, diketahui Salwa Labibah (6) dan Salma Latifa (4) sudah tiga tahun diurus seorang diri oleh sang ayah Hamdani (54). Sejak ibu mereka meninggal pada 2020, ayah mereka harus berhenti bekerja sebagai pendulang intan dan menerima pekerjaan serabutan.
“Untuk kebutuhan sehari-hari, lebih banyak dibantu oleh anak-anak yang lain. Untuk kerja lagi juga kondisi tubuh tidak fit lagi. Tapi punya keinginan untuk berwirausaha,” kata Kepala Sentra Budi Luhur, Cecep Sutriaman, Selasa (16/1/2024).
Untuk mengatasi hal tersebut Cecep mengungkapkan bahwa kemensos akan memberikan bantuan modal kepada Hamdani untuk usaha berjualan pakaian.
Selain kewirausahaan, Kemensos juga memberikan bantuan kebutuhan dasar, alat kebersihan diri, pemenuhan nutrisi anak, dan perlengkapan rumah tangga kepada Hamdani dan anak-anaknya.
Tak hanya bantuan, Kemensos juga melakukan advokasi kepada beberapa pihak agar Hamdani dapat terdaftar di DTKS dan anak-anaknya mendapatkan Kartu Indonesia Pintar.
“Kemensos akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan bidang Pembinaan Sekolah Dasar Kota Banjarbaru agar anak-anak bisa mendapatkan pendidikan formal Sekolah Dasar dengan gratis tanpa pungutan biaya,” ungkap Cecep.
KIP untuk Salwa dan Salma akan diusulkan saat mereka masuk sekolah. Dinas Pendidikan dan Dinas Sosial berjanji akan membantu proses pembuatan KIP dan DTKS Hamdani dan keluarganya.
Sementara itu, mewakili keluarga, Nispahani mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih atas bantuan dan perhatian yang diberikan. “Terima kasih kepada Kementerian Sosial atas perhatiannya untuk Salwa dan Salma, kami sangat berterima kasih,” ujarnya.